Eklogit: Mineral High-P pada Batuan Metamorf

A.      Pengertian

  Eklogit adalah batuan metamorf bewarna dominan hijau dengan butir-butir bewarna merah. Batu ini terbentuk dari proses metamorfisme tingkat tinggi dengan tekanan 16 Kbar dan suhu yang sangat tinggi, sebesar 800°C. Eklogit terbentuk pada kedalaman 50 km di bawah permukaan, dibentuk hanya pada kondisi yang biasanya ditemukan di dalam mantel atau bagian paling bawah dari kerak menebal. Batuan ini tersusun oleh mineral garnet (pyrope umunya), omfasit, dan glaukofan serta beberapa mineral lain seperti kuarsa, klorit dan kyanit, tanpa kehadiran mineral plagioklas. Dengan penciri utama keberadaan mineral garnet dan omfasit.

  Eklogit sendiri berada pada fasies metamorf yang paling tinggi, terbentuk pada tekanan yang sangat tinggi dan suhu yang besar jauh di dalam bumi. Batuan ini biasanya sangat keras karena terbentuk pada kedalaman yang besar di dalam bumi dengan kandungan microdiamond dan korundum.

B.       Pengamatan Sampel

Pada pengamatan sampel setangan, banyak mineral yang bisa diidentifikasi antara lain mineral bewarna hijau merupakan mineral omfasit, mineral yang bewarna merah kecoklatan adalah mineral garnet, mineral bewarna putih atau tidak bewarna adalah mineral kuarsa, mineral sangat kecil berbentuk bulat bewarna biru adalah kyanit.

C.      Genesa

Eklogit terbentuk pada metamorfisme regional. Dimana dipengaruhi oleh suhu dan tekanan yang sangat tinggi dan  terjadi di daerah subduksi. Eklogit dapat merupakan transformasi dari batuan basa/mafik seperti lava basalt dan tuf basaltik atau gabro dalam lingkungan mantel setelah memasuki fasies metamorfisme sekis biru atau amfibolit. Batuan asal yang berupa batuan beku mafik maupun batuan yang lain tersebut terbawa jauh ke dalam bumi (hingga masuk ke dalam mantel dikarenakan densitas eklogit lebih tinggi daripada mantel bagian atas/astenosfer) oleh proses subduksi. Namun, beberapa eklogit dapat terbentuk dari magma yang mengkristal dan mendingin di kerak bagian bawah atau mantel bagian atas. Mineral-mineral yang sering muncul dengan protolith-protolith seperti di bawah ini :

1. Dalam metabasites: • omfasit + garnet ± kyanit, kuarsa, hornblend, zoisite

2. Dalam metagranodiorite: • kuarsa + phengite + jadeite / omfasit + garnet

3. Dalam metapelites: • phengite + garnet + kyanit + chloritoid (kaya magnesium) + kuarsa • phengite + kyanit + kuarsa ± jadeite

 

Eklogit dapat tersingkap ke permukaan karena proses ekshumasi (terangkatnya batuan ke tempat yang lebih dangkal). Proses ini mengakibatkan eklogit mengalami retrograde metamorphism yang ditandai dengan ditemukannya mineral amphibole dan plagioklas sekunder yang berasal dari piroksen atau garnet serta ditemukannya titanite yang berasal dari rutile. Eklogit bisa terangkat kembali ke tempat dangkal (ekshumasi) antara lain melalui proses pembawaan oleh material mantel yang naik (plume) yang berasal dari leburan peridotit yang merupakan material paling banyak di mantel atas. Saat ekshumasi ini, eklogit bisa terdekompresi dan berubah menjadi piroksenit yang leburannya lalu menjadi basal dengan transformasi tersebut sesungguhnya dapat dipahami mengapa singkapan eklogit langka dipermukaan sebab tidak jarang eklogit telah mengalami transformasi menjadi batuan lain. Dalam kondisi ekshumasi yang ekstrem, eklogit dapat seluruhnya berubah menjadi amphibolite atau granulite.

D.      Kerangka Tektonik

       Daerah pembentukan Eklogit terjadi di tempat yang kondisinya relatif dingin yang tersebar di zona subduksi di mana kerak samudra yang dingin dengan komposisi dominan basaltik menunjam ke bawah kerak benua dan menembus hingga mantel. Ketika batuan sedimen termetaforfosa pada kondisi fasies eklogit, maka yang terbentuk justru sekis atau gneiss daripada eklogit. Jadi, tidak semua batuan pada fasies eklogit adalah eklogit dan juga eklogit tidak hanya terbentuk pada keadaan fasies eklogit (beberapa eklogit terbentuk pada keadaan fasies amphibolite atau blueschist)

E.       Lokasi Keterdapatan Eklogit

Karangsambung terletak 19 km di utara kota Kebumen, Jawa Tengah. Dari kota Bandung, Karangsambung dapat dicapai selama 7 jam dengan kendaraan roda empat atau 6 jam dengan kereta api, menempuh jarak kurang lebih 350 km. Sedangkan dari Kota Yogyakarta, Karangsambung hanya berjarak 120 km dan dapat ditempuh selama 3 jam.

DAFTAR REFERENSI

Best, Myron G. 2003. Igneous and Metamorphic Petrology. Oxford: Wiley-Blackwell.

Geomagz, Redaksi. 2011. GEOMAGZ - Majalah Geologi Populer. Diakses Oktober 9, 2018. http://geomagz.geologi.esdm.go.id/karangsambung-laboratorium-alam-geologi/.

Muhammad Alwi, Johanes Hutabarat, dan Agung Mulyo. 2016. "Karakteristik Exotic Block Batuan Metamorf Pada Komplek Melange Luk Ulo." Seminar Nasional III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran.

Strekeisen, Alex. n.d. Alex Strekeisen - Eclogite. Accessed Oktober 9, 2018. http://www.alexstrekeisen.it/english/meta/eclogite.php.

Winter, John D. 2004. Principles of Igneous and Metamorphic Petrology. London: Pearson Education Limited.

Z, Zulfakriza. 2018. Menapaki Jejak Geologi di Situs Karangsambung, Jawa Tengah. Diakses Oktober 9, 2018. https://regional.kompas.com/read/2018/04/20/17523861/menapaki-jejak-geologi-di-situs-karangsambung-jawa-tengah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Mineragrafi (Mikroskopi Bijih)

Struktur Sedimen : Channel & Scour