Rekonstruksi Paleogeografi Karangsambung dan Peran Geologi terhadap Sektor Geowisata Karangsambung
Karangsambung
merupakan lokasi tersingkapnya batuan bancuh (melange) dan batuan metamorf yang berada pada Provinsi Jawa Tengah.
Kompleks batuan bancuh ini dikenal dengan Kompleks Luk Ulo dan
diinterpretasikan sebagai basement
Pulau Jawa. Kompleks ini terdiri atas blok batuan seperti fragmen batuan
mafik-ultramafik dan batuan metamorf, batugamping, batupasir dan pelagis
sedimen yang tertanam dalam matriks scaly
clay dan diperkirakan sebagai produk subduksi antara lempeng Indo-Australia
dan lempeng Eurasia selama Akhir Kapur sampai Paleosen (Asikin, 1974 dalam Harsolumakso dkk., 2006).
Berdasarkan penjelasan Setiawan, N.I. dalam video
eskursi geologi regional, Kompleks Melange
Luk Ulo terbagi menjadi dua, yakni melange
tektonik (berumur kapur, 110-115 jtl). Kompleks ini merupakan bagian dari
ofiolit yang terpotong (dismembered
ophiolite), yang tersusun atas terdapat batuan ultramafik, batuan mafik
(gabro, dolerit, basalt dengan tekstur lava bantal), baturijang dan
batulempung, serta baturijang berlapis dengan batulempung merah gampingan, juga
terdapat batuan metamorf suhu tinggi tekanan tinggi, seperti eklogit dan sekis
biru. Selain itu, terdapat kompleks melange
sedimenter (berumur eosen),yang terbentuk dari hasil pelongsoran gaya berat
atau gravitasi yang terbentuk di lereng yang cukup curam yang berada di sekitar
zona penunjaman, yang dikenal sebagai olisostrom. Formasinya terdiri atas
Formasi Karangsambung dan Formasi Totogan. Pada Formasi Karangsambung terdapat olistolit,
seperti batugamping nummulites, konglomerat polimik, yang terjebak di matriks
batulempung bersisik (scaly clay).
Sedangkan pada formasi Totogan jarang ditemukan olistolit, lebih banyak
terdapat batuan intrusi/batuan beku, seperti pada intrusi Dakah.
Dalam merekonstruksi geologi Karangsambung, terdapat berbagai model geologi untuk diusulkan, seperti model subduksi kemudian terbentuk kolisi dan model obduksi. Salah satunya adalah model kolisi yang dijelaskan oleh (Permana dkk., 2017). Kompleks mélange dapat dijelaskan melalui mekanisme diapirisme serpih atau lumpur yang dapat membawa batuan metabasa dan metapelit, protolith lainnya telah mengalami metamorfosime HP-UHP (high pressure-ultra high pressure) pada kedalaman sekitar 70-100 km ke permukaan. Berdasarkan Model geodinamik, bagian tepi microcontinet bertabrakan dengan tepi Sundaland, sehingga terbentuk batuan metamorf HP yang kemudian bercampur dalam olistostrom selama Paleosen-Eosen untuk membentuk kompleks mélange tektonik.
Model
kolisi juga dipakai oleh (Harsolumakso dkk.,
2006) dalam merekonstruksi paleogeografi karangsambung (gambar 2). Subduksi
terjadi pada Akhir Cretaceous to Paleosen dimana Melange Luk Ulo Kompleks terbentuk. Kemudian terjadi proses kolisi
antara mikrokontinen dengan Sundaland,
dan diikuti oleh subduksi baru pada Oligosen sampai Miosen Awal.
Selain model subduksi kemudian terbentuk kolisi, terdapat model obduksi yang dikenalkan oleh Husein (2018) dalam kuliah Geologi Indonesia. Obduksi terjadi ketika microplate Kebumen membentuk subduksi terhadap sundaland pada Kapur Awal. Proses subduksi tersebut terus terjadi hingga menutup laut mesotethys pada Paleosen. Batuan melange terbentuk dan bagian atas dari lempeng samudera terangkat ke atas sehingga terdapat seri ofiolit yang tersingkap pada Kali Muncar.
Geowisata merupakan
gabungan dari geologi, biologi, dan budaya dengan tujuan akhir melindungi
keanekaragaman geologi (geodiversitas), pelestarian lingkungan dan pendidikan
yang dibentuk dalam wadah Geopark.
Berdasarkan keterengan dari Pak Chusni dalam video eskursi geologi regional 2020,
Karangsambung telah menjadi Geopark
Nasional yang dikenal dengan Geopark
Karangsambung-Karangbolong. Geopark
sendiri tersusun atas beberapa geosite yang memiliki nilai geologi
(geodiversitas) yang unik. Keanekaragaman geologi yang meliputi keanekaragaman
lingkungan geologi, morfologi, batuan, mineral, fosil, tanah, dan endapan,
menjadi aspek yang sangat diperhatikan dalam perencanaan tata ruang
Daftar Referensi :
Ansori, C.
(2018). Geosite identification in Karangbolong High to support the
development of Karangsambung-Karangbolong Geopark candidate. Central Java. In IOP Conference Series: Earth
and Environmental Science Vol. 118.
Harsolumakso,
A. H., Prasetyadi, C., Sapiie, B., & Suparka, M. (2006). The Luk
Ulo–Karangsambung Complex of Central Java, Indonesia; From Subduction to
Collision Tectonics. Proceedings Persidangan Bersama Ukm–ITB .
Permana, H.,
Munasri, Mukti, M. M., Nurhidayati, A. U., & Aribowo, S. (2017). The
origin of oceanic crust and metabasic rocks protolith, the Luk Ulo Mélange
Complex, Indonesia. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science.
Komentar
Posting Komentar