Perbedaan Mineral-Mineral dalam Grup Piroksen dalam Pengamatan Petrografi

 

1.        Enstatite (MgSiO3) : Memiliki warna pucat pada sayatan tipis dengan pleokroisme pink pucat hingga hijau dengan relief sedang hingga tinggi dan memiliki belahan dua arah. Bentuknya prismatik, juga transparansinya transparan hingga translusen. Warna interferensinya kuning orde satu dengan birefringence 0.007—0.020. Memiliki tanda rentang optik biaxial positif dengan sudut gelapan paralel dan 2V senilai 550—900. Termasuk Orthopyroxene.

2.        Ferrosilite (Fe2+, Mg)2Si2O: Memiliki warna kecoklatan atau tidak bewarna pada sayatan tipis dengan pleokroisme lemah  dengan relief sedang hingga tinggi dan memiliki belahan dua arah. Bentuknya prismatik, juga transparansinya transparan hingga translusen. Warna interferensinya abu-abu orde satu hingga hijau orde dua dengan birefringence 0.014—0.022, pada umumnya lebih besar dari enstatite. Memiliki tanda rentang optik biaxial positif/negatif dengan sudut gelapan paralel dan 2V senilai 500—900. Termasuk Orthopyroxene.

3.        Pigeonite (Mg, Fe2+, Ca)2Si2O: Memiliki warna hijau kecoklatan atau tidak bewarna pada sayatan tipis tanpa pleokroisme dengan relief tinggi dan memiliki belahan dua arah. Bentuknya prismatik, juga transparansinya transparan hingga translusen. Warna interferensinya kuning orde satu hingga merah orde dua dengan birefringence 0.023—0.029. Memiliki tanda rentang optik biaxial positif dengan sudut gelapan paralel dan 2V senilai 00—300, 2V yang rendah merupakan penciri pigeonite di antara orthopiroksen lainnya. Termasuk Orthopyroxene.

4.        Diopside (CaMgSi2O6) : Tidak memiliki bewarna pada sayatan tipis tanpa pleokrisme  dengan relief sedang hingga tinggi dan memiliki belahan dua arah. Bentuknya prismatik, juga transparansinya transparan hingga translusen. Warna biru orde dua dengan birefringence 0.024—0.031. Memiliki tanda rentang optik biaxial positif dengan sudut gelapan miring (360—440) dan 2V senilai 490—640. Termasuk Clinopyroxene.

5.        Aegirine (NaFe3+Si2O6) : Memiliki warna hijau pucat atau hijau kekuningan pada sayatan tipis dengan pleokroisme hijau cerah menjadi hijau kekuningan atau hijau kecoklatan dengan relief sedang hingga tinggi dan memiliki belahan dua arah. Bentuknya prismatik, juga transparansinya translusen hingga opak. Warna interferensinya hijau orde dua dengan birefringence 0.040—0.060. Memiliki tanda rentang optik biaxial positif atau negatif dengan sudut gelapan paralel hingga miring (00—100) dan 2V senilai 600—700. Termasuk Clinopyroxene.

6.        Omphacite (Ca,Na)(Mg, Fe2+, Fe3+, Al)Si2O: Memiliki warna hijau pucat atau tidak bewarna  pada sayatan tipis dengan pleokroisme rendah dengan relief tinggi dan memiliki belahan dua arah. Bentuknya prismatik, juga transparansinya translusen. Warna interferensinya biru hingga merah orde dua dengan birefringence 0.012—0.028. Memiliki tanda rentang optik biaxial positif dengan sudut gelapan miring (360—440) dan 2V senilai 600—700. Termasuk Clinopyroxene.

7.        Jadeite (NaAlSi2O6) : Tidak memiliki warna pada sayatan tipis dengan pleokroisme colourless dengan sedikit kekuningan menjadi hijau dengan relief sedang dan memiliki belahan dua arah. Bentuknya prismatik, juga transparansinya translusen hingga opak. Warna interferensinya kuning hingga merah orde satu dengan birefringence 0.012—0.018. Memiliki tanda rentang optik biaxial positif dengan sudut gelapan miring (+/- 320) dan 2V senilai +/-700. Jadeite miliki 2V yang paling lebar dan indeks refraksi yang paling rendah di antara mineral-mineral clinopyroxene lainnya. Termasuk Clinopyroxene.

8.        Spodumene (LiAlSi2O6) : Tidak memiliki warna pada sayatan tipis dengan pleokroisme rendah dengan relief sedang hingga tinggi dan memiliki belahan dua arah. Bentuknya prismatik, juga transparansinya transparan hingga translusen. Warna interferensinya hijau orde satu atau hijau orde dua dengan birefringence 0.014—0.027. Memiliki tanda rentang optik biaxial positif dengan sudut gelapan simetri (100—260) dan 2V senilai 580—680. Termasuk Clinopyroxene.



DAFTAR PUSTAKA :

Nesse, W.D. 2012. Introduction to Optical Mineralogy. Oxford : Oxford University Press. Hal. 149– 205.

Dyar, Melinda Darby. 2008. Mineralogy Database. Mexico City : Tasa Graphic Art. Spodumene Part.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Mineragrafi (Mikroskopi Bijih)

Eklogit: Mineral High-P pada Batuan Metamorf

Struktur Sedimen : Channel & Scour